Arsip Harian: Desember 21, 2008

Suara

Disini aku masih sendiri
merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu, Oo~ meski tanpamu

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
di tempat ini aku bertahan

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku disini menunggunya
masih berharap di dalam hatinya Lanjutkan membaca

Fajar Pagi

Aku titipkan

Salam lewat

Semilirnya

Angin dan

Lantunan asma

Allah yang

Masih melekat pada

UmatNya

Andai

Langit mendengar

Aku ingin

Kirimkan

Ucapan

Met pagi sayang…

Tapi yah beginilah..

Mungin ini jalan Allah, akan indah pada waktunya..
Allah tidak memberi apa yang diharapkan
namun Ia memberi apa yang diperlukan..

Kadang q sedih, kecewa dan terluka..
tapi jauh di atas segalanya
Ia sedang merajut yang terbaik untuk hidupku..

Ratapku

Ketika kuminta pada Allah setangkai bunga segar
Ia beri kukaktus berduri

Kemudian kuminta pula padaNya binatang mungil dan cantik
lali Ia beri kuulat berbulu

Q sedih dan kecewa,. Q protes!!
Betapa tidak adilnya ini!!

Tetapi kemudian kaktus itu berbunga.. sangat indah sekali
dan ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu
yang teramat sangat cantik dan elok

Itulah jalan Allah, indah pada waktunya..
Allah tidak memberi apa yang diharapkan
namun Ia memberi apa yang diperlukan..

Kadang q sedih, kecewa dan terluka..
tapi jauh di atas segalanya
Ia sedang merajut yang terbaik untuk hidupku..

Wahai saudara/iku..
berbaik sangkalah padaNya..

Cinta, Cinta dan Cinta

Pertanyaan tentang cinta telah mengambil tempat dalam sejarah manusia sejak manusia itu hidup di muka bumi ini. Dan pertanyaan yang timbul selalu saja sama : apakah cinta itu ? Adalah suatu hal yang teramat sulit untuk mendefinisikan dengan jelas apakah cinta itu, karena cinta dapat didefinisikan menurut kepentingan masing-masing individu. Cinta sulit untuk didefinisikan tetapi dapat dirasakan, seperti seseorang yang tidak bisa melihat udara tetapi dapat merasakannya. Cinta digambarkan seperti sesuatu yang abstrak tapi bermakna. Sesuatu yang sulit dilukiskan dengan kata-kata tetapi mempunyai mempunyai arti mendalam dalam kehidupan setiap manusia. Lanjutkan membaca

Periodisasi Sastra 70-an

Bentuk sastra lahir melalui pertemuan dan konsensus antarbudaya etnis atau antarbudaya etnis dengan budaya lainnya (seperti budaya agama) bahkan dengan budaya barat, dimana dalam pertemuan ini budaya etnis tetap berperan sebagai objek dalam pembentukan nilai baru. Proses perkembangan kesusastraan Indonesia ini dimulai pada tahun 1960-an dan sejak tahun 1970-an perkembangan bentuk ini makin subur dengan munculnya sajak-sajak Sutardji Calzoum Bahri yang terletak dari mantra Ibrahim Sattah, dan Hamid Jabbar dari dzikir. Lanjutkan membaca

Periodisasi Sastra 60-an

Pada periode 60-an sosial politik masih berpengaruh dan politiklah yang paling kuat sehingga para sastrawan pun banyak yang terjun pada organisasi politik, seperti Moh. Yamin, Pramudya Ananta Toer, Nugroho Notosusunto. Akibat kejadian tersebut maka mucul kotak-kotak politik, yang paling dominan adalah komunis dalam kebudayaannya adalah Lekra. Sejak tahun 1950-an dlaam dunia sastra Indonesia sudah terjadi pelbagai macam polemik yang berpangkal pada perbedaan politik. Polemik-polemik tersebut dilancarkan oleh orang-orang yang menganut paham realisme-sosialis (filsafat seni kaum komunis) yang mempertahankan semboyan “seni untuk rakyat”. Hal ini dimaksudkan untuk menghantam orang-orang tergabung dalam “seniman gelanggang merdeka” yang berpaham “humanisme universal” yang mempertahankan semboyan “seni untuk seni”. Situasi sastra periode 60-an agak menurun akibat Lanjutkan membaca

Berita

1. Latar Belakang

Dunia jurnalistik mendapatkan momentum baru pada era reformasi di Indonesia saat ini. Ketika Orde Baru berkuasa, banyak fakta disembunyikan sehingga pers yang berperan sebagai penyambung lidah masyarakat tidak mendapatkan informasi yang akurat, benar dan lengkap. Kehidupan pers banyak dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah sehingga berkali-kali terjadi pembredelan koran atau majalah.

Pada saat era reformasi bergulir, peranan pers menjadi penting. Dunia jurnalistik hidup kembali. Demikian pula praktisi jurnalistik baik wartawan maupun unsur pendukungnya menghirup udara segar. Isyarat hidupnya kembali dunia kuli tinta (sekarang disebut kuli disket) ini terlihat dari banyaknya penerbitan yang muncul. Majalah, tabloid dan surat kabar baik harian maupun mingguan tumbuh bagaikan jamur. Lanjutkan membaca

Teknik Membaca

A. Teori membaca

Model teori membaca lahir dari perspekif bagaimana makna diangkat dari bacaan. Inti proses membaca adalah seseorang berusaha memahami isi pesan penulis yang tertuang dalam bacaan.

Pemeroleh makna berangkat dari beragam sudut. Dari sudut itulah pandangan para ahli dibedakan. Ada tiga pandangan tentang bagaimana makna diperoleh yang melahirkan tiga model teori membaca. Tiga model teori itu antara lain:

1. Model Teori Bottom-Up

Memandang bahwa bahasa yang mewadahi teks menentukan pemahaman. Secara fisik, ketika orang melakukan kegiatan membaca, yang dipandang adalah halaman-halaman bacaan yang posisinya di bawah (kecuali membaca sambil tiduran!). Secara literal, bottom-up berarti ‘dari bawah ke atas’. Maksudnya, makna itu berasal dari bawah (teks) menuju ke atas (otak/kepala). Secara harfiah, menurut teori ini teks-lah yang menentukan pemahaman.

Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali simbol tuturan tertulis (Harris & Sipay, 1980). Membaca dalam proses bottom-up merupakan proses yang melibatkan ketepatan, rincian, dan rangkaian persepsi dan identifikasi huruf-huruf, kata-kata, pola ejaan, dan unit bahasa lainnya. Lanjutkan membaca

Definisi Bahasa

1.Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiaro, 1964 : 8)

Sumber : Oka, I Gusti Ngurah dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Komentar :

Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat vital bagi manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai untuk menghubungkan perbedaan, persamaan serta berbagai dialektika perabadan dari zaman kuno hingga sekarang. Tanpa bahasa seolah-olah dunia ini terasa gelap gulita. Bahasa timbul dari kesewenang-wenangan suatu kelompok masyarakat dimana mereka menyetujui akan bahasa yang timbul tersebut. Lanjutkan membaca