Hilangnya Rasa Aman

Apa yang sesungguhnya dicari manusia dalam hidup ini? Sebagian manusia mungkin mencari popularitas, sebagian yang lain mungkin berpikir soal harta benda, dan ada pula yang menginginkan jabatan atau kedudukan sosial. Tentu saja tak sedikit manusia yang tidak tahu apa sesungguhnya yang dia inginkan. Namun, apa pun yang diraih dan dikejar manusia dalam hidupnya, pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan hadirnya rasa aman.
Bilakah seseorang memiliki rasa aman? Yaitu saat jiwa dan hatinya tenang dan yakin bahwa tak ada siapa pun atau sesuatu pun yang akan mengganggu, mencederai, menganiaya, atau menyakiti dirinya tanpa alasan yang dapat dibenarkan; bahwa tidak ada siapa pun dan sesuatu pun yang akan merenggut; merampas atau menghilangkan hak miliknya tanpa alasan yang dibenarkan.


Ya, setiap orang membutuhkan jaminan rasa aman sebagai salah satu hak asasinya, bahkan sesungguhnya rasa aman adalah penyempurna kebahagiaan. Apa pun dan bagaimana pun kenikmatan hidup yang direguk manusia, tapa adanya rasa aman, niscaya ia tak akan bahagia karena senantiasa cemas, was-was dan gelisah.
Manusia membutuhkan jaminan rasa aman dalam setiap situadai dan kondisi yang dijalaninya. Dalam bekerja, orang membutuhkan jaminan rasa aman bahwa ia diperlakukan dengan adil, dihargai, dan tidak mungkin ditimpakan kesewenang-wenangan, sehingga ia akan bekerja dengan tenang, inovatif dan produktif.
Ironisnya, kian hari kian sulit memiliki perasaan ini. Ya, rasa aman seolah menjadi barang langka yang amat mahal harganya. Saat berada di luar rumah, saat di dalam rumah, saat bekerja, saat di perjalanan, saat mengambil uang di bank, saat ke pasar dan dimana saja dibayangi rasa takut akibat peristiwa kriminalitas yang kian dan tak kenal takut, bahkan seolah go public dengan PD menunjukkan jatidirinya. Perampokan bus oleh gerombolan pelajar bersenjata tajam di siang bolong, perampasan dan pembunuhan supir taksi oleh remaja berusia kencur, pemerkosaan anak bawah umur oleh tetangga, pencabulan murid oleh guru, kejahatan hipnotis, dan penipuan dengan berbagai modus terjadi setiap saat dan dimana saja. Belum lagi ancaman jerat narkoba, miras, perjudian dan free sex yang membayangi masa depan anak-anak. Rasa khawatir, was-was dan cemas akibat hilangnya rasa aman mendera hati seolah kerikil dalam sepatu kebahagaiaan.
Kepada siapa kita berharap perlindungan jika aparat hukum dan negara tidak lagi dianggap mampu menjamin keamanan? Hanya orang-orang beriman lah yang mampu menjawabnya dengan pasti. Bagaimana dengan kita?????

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *