Ayo Peduli Anak Bangsa!

Tonggak pembangunan masa depan suatu bangsa ditentukan oleh anak-anak bangsa. Oleh karena itu, anak merupakan aset penting untuk keberlangsungan suatu bangsa. Dalam kenyataannya terdapat dua jenis anak, yaitu anak normal dan anak berkebutuhan khusus yang keduanya memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Pasal 5 ayat 1-5.

Anak yang memerlukan penanganan khusus seperti halnya memiliki hak dalam mengembangkan diri dan memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, tidaklah adil bagi mereka jika pemerintah hanya memberikan hak tersebut kepada anak normal saja. Di samping itu, kedua jenis anak tersebut sama-sama memiliki kewajiban untuk berbakti, membela, dan membesarkan nama negaranya.

Salah satu kategori seseorang yang memerlukan penanganan khusus adalah autis. Saat ini di Indonesia belum memiliki data akurat mengenai jumlah yang mengalami gangguan perkembangan seperti disebutkan di atas. Namun jumlah keberadaan anak autis akan terus menggelembung jika tidak ada penanganan yang tepat dan cepat.

Banyak sekali definisi yang beredar tentang apa itu autisme. Namun secara garis besar, autisme adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.

Autisme terjadi pada usia muda, yang akan berkembang hingga dewasa. Biasanya pada masyarakat awam terdeteksi saat usia 3-6 tahun. Hal ini merupakan permasalahan yang sudah sangat terlambat untuk penanganannya. Sejauh ini permasalahan tersebut berasal dari orang tua yang kurang memahami keberadaan anak autis yang disebabkan oleh faktor keterbelakangan ekonomi, pendidikan dan kurang informasi. Sehingga banyak ditemukan anak autis yang tidak tertangani terutama di daerah pedesaan/pelosok.

Tanda-tanda pada anak autis secara umum dan nyata antara lain tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari, hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata, mata yang tidak jernih atau tidak bersinar, tidak suka atau tidak mau melihat mata orang lain, hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan), serasa dia punya dunianya sendiri, tidak suka berbicara dengan orang lain.

Pemberitaan tentang adanya autisme di Indonesia sudah berkembang. Adanya AGCA Center di beberapa kota seperti di Surabaya, Bekasi dan Semarang, lembaga pendidikan autis, yang mulai berdiri tahun 1998 (metrotv jatim, 23 April 2010 Pkl 16.00 WIB) adalah salah satu bentuk bahwa masyarakat sedikit banyak mengenal adanya autisme. Walaupun keadaan ini telah ditemukan di daerah perkotaan. Namun nampaknya masyarakat belum memahami sepenuhnya sehingga membuat mereka menyamakan autisme dengan orang yang memerlukan penanganan khusus lainnya.

Dalam hal ini, pemerintah harus lebih menggalakkan lagi penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal dan mengetahui bagaimana penanganan untuk masalah pendidikan anak autis. Di samping itu, pemerintah menyediakan dan melebarkan jaringan untuk sarana dan prasarana tempat terapi atau lembaga pendidikan ke semua penjuru khususnya daerah-daerah, yang akan menangani mereka secara intensif.

Pendidikan wajib belajar sembilan tahun berlaku untuk semua jenis anak, baik normal atau pun yang membutuhkan pendidikan khusus. Biaya gratis untuk wajib belajar tersebut, seharusnya berlaku juga untuk anak autis, sehingga dari semua lapisan masyarakat yang memiliki anak autis dapat menjalani pendidikan sesuai haknya. Jika pemerintah menutup mata akan kehadiran mereka, bagaimana nasib bangsa selanjutnya?

Leave a Reply

3 komentar pada “Ayo Peduli Anak Bangsa!

  1. sawali tuhusetya

    postingan yang sangat mencerahkan dan bermanfaat, mbak robiah. saya setuju banget dengan postingan ini. anak2 autis memang butuh perhatian tersendiri dari orang2 terdekatnya. jangan sampai mereka sibuk dengan dunianya sendiri hingga akhirnya mereka jadi “salah urus”.

  2. M. Hairul Ansor

    Ass. mbah robiah, saya juga setuju dengan entri dan postingannya apalagi ada pendidikannya untuk anak bangsa yang qita cintai supaya tetap bersemangat dalam menerus kan pendidikannya kalo bsa sampe kejenjang perguruan tinggi mudah2han cita2 mbah dapat tercapai sesuai yang diinginkan Salam sejahtera Mari qita bangun masa depan anak bangsa dan bangsa ini Amin wslm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *