Saat kakiku tak mampu walau hanya sekedar menggerakkan jemari Wajah sendunya menghampiriku
Lembut lambaiannya menghiasi Satu titik cahaya menyelimuti Kupikir cahaya itu terang seperti purnama kali ini
Cahaya semu memudar hilang Menggoreskan luka mendalam
Hujan pun luruhkan rintiknya Pelangi sembunyikan warnanya MurkaNya atas polahku SayangNya atas nafsuku
Wajah sendu itu Meremas menghentikan jantungku Wajah sendu itu Mengikat memenjarakan nafasku
Dedaunan kering gugur ke bumi Awan kesuraman tiada mentari Waktu berhenti goreskan luka di hati Kuyakinkan diri padaMu ilLahi
nice…poem
penuh kedalaman makna