Arsip Penulis: Ummu Rayhan

Tentang Ummu Rayhan

If You Keep On Believing The Dreams, Thats You Wish Will Be Come True

Pembelajaran Nyata

Praktik Pengalaman Lapangan atau yang lazim disebut dengan PPL, sudah tidak asing lagi ditelinga kita khususnya bagi mahasiswa S1 pendidikan. Ketika ia sudah menempuh lebih dari 100 SKS, ia bisa mengambil mata kuliah ini. Ya, mata kuliah PPL.

PPL terbagi menjadi dua kategori, yaitu PPL Kependidikan Lanjutkan membaca

Kurindukan PanggilanNya

Aliran darah berputar-putar tidak tentu arah, nyeri disekujur tubuh terutama di daerah perut tak tertahankan, mata yang telah lelah untuk terpejam sejenak pun akhirnya terjaga. Hampir 2 jam mencoba rilex dari sekian akitivas disiang hari yang menghabiskan tenaga. Lanjutkan membaca

Sua Kembali

HamdanlilLah. Tiada ucapan syukur yang melebihi kebahagaiaan yang ada.
Berawal dari sebuah sms di penghujung mentari menampakkan sinarNya.

Dek, lagi dimana? Yu kangen, pengen ketemuan
Sontak aku girang, segera kutekan nomor telpon untuk pastikan posisinya.
Assalamua’alaikum
Wa’alaikumsalam

Lanjutkan membaca

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu


tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu


tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

1989

video hujan bulan juni

Bulan Juni ini, mengingatkan saya pada puisi di atas. Puisi karya salah seorang penyair besar Indonesia, Sapardi Djoko Damono. Lanjutkan membaca

Negeri 5 Menara ke Ranah 3 Warna

Sekitar enam bulan yang lalu, teman saya menenteng sebuah novel. Dengan bangga dia memberikan statement, wah, bagus sekali novel ini membuat saya melirik novel yang dibawanya. Penasaran saya terjawab. Judulnya Negeri 5 Menara. Saya belum bertanya mengenai sekilas ceritanya, atau tokohnya siapa. Tetapi dengan melihat covernya, saya merasa tidak tertarik. Mungkin karena setumpuk tugas sedang mendera saya saat itu.

Kamis, 08 Desember 2011 pkl 05.00 WIB, saya membuka situs kompas.com. Ada berita mengenai pembuatan film Negeri 5 Menara Lanjutkan membaca

Semangat Ngeblog

Teringat beberapa tahun yang lalu saat masih Aliyah-SMA-di Yayasan Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Brebes, tepatnya tahun 2003. Saat mengikuti tes masuk, saya tak banyak pikir panjang. Thoh tesnya hanya mata pelajaran matematika dan membaca Al Quran, saat itu cukup mudah bagi saya. Sebelumnya sempat melihat di brosur ada beberapa spesifikasi untuk program Aliyah, salah satunya spesifikasi komputer. Satu tujuan saya, yakni harus bisa masuk di spesifikasi tersebut. Maklum, anak desa yang masih gemerlap bila melihat dan bisa mengoperasikan komputer.

Benar prediksi itu, saya lolos tes dengan nilai tertinggi dari sekian ratus siswa. Sembilan koma lima! Entah diterima di kelas IPA pun IPS, yang terpenting bisa masuk program sepesifikasi komputer, gumam saya. Lanjutkan membaca

Abah Masrur, Nanda Merindu

Malam itu tidak seperti biasanya. Hati ini begitu sesak dengan luapan rasa yang hendak membuncah. Teringat dan rindu yang menyayat memenuhi rongga dada.

Hingga larut malam telah lewat, mata ini pun tidak dapat juga terpejam. Bayangan dan gambaran wajahnya terus berkelebat di depan mata. Saya tak dapat lagi menenangkan diri. Segera kuusap wajah ini dengan air wudlu yang menyegarkan.

Sekian jam bergulat dengan dan syairNya. Tetap saja, rindu itu semakin menggunung. Fajarpun telah menampakkan sinarnya. Lanjutkan membaca

Safari Akhir “Tahun”

Safari akhir tahun kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Baik tema maupun tempatnya. Tahun lalu ziarah wali songo bersama 2 bus rombongan dari fatayat Jawa Tengah. Namun di hari akhir tepatnya di detik terakhir rampungnya serentetan acara ziarah tersebut belum sempat membuka pintu rumah sudah bergetar henpone menandakan ada sms masuk. Segera bertolak ke Jombang tengah malam itu juga, berita duka yang teramat bagi saya dan dunia umumnya karena telah berpulangnya Romo Kyai Abdurrahman Wahid.

Hingga hari ketiga beliau berpulang tetap saya berada disana, terlebih saat proses pemakaman yang sedetik pun saya tak ingin tertinggal pada momen tersebut. Ada satu pemandangan yang membuat saya terus berdecak SubhanalLah…. Beberapa kilometer dari tempat persemayaman terakhir beliau, area sweeaping sudah diberlakukan. Kala itu, berbagai kalangan masyarakat hadir. Mulai dari yang miskin hingga yang kaya. Mulai dari yang abangan hingga priyai. Warung-warung di daerah sekitar sungguh laris manis, warung apapun. Khususnya warung makan. Para tukang ojek pun kebanjiran order. Hingga masyarakat sekitar pun banyak juga yang memberikan makanan apa adanya secara cuma-cuma. Para kyai mulai dari tidak berambut hingga yang berambut sampai ke tanah pun ada, dari yang tidak berjenggot hingga yang berjenggot melambai-lambai, dari kyai fakir hingga kyai ningrat. Semua berjalan kaki sekian kilometer Lanjutkan membaca

Yakinlah!

Biarkanlah ia lari sejauh yang ia bisa
Biarkanlah ia terbang setinggi yang ia bisa
Biarkanlah ia menyelam sedalam yang ia bisa
Biarkanlah….

Namun,… tetaplah akan senyummu untuknya
Nantikan garis finish ada padamu
Nantikan langit ke tujuh ada ditanganmu
Nantikan mutiara dalam genggamanmu

Pasti, ia kembali dalam rengkuhmu yang hangat
Pasti, ia kembali dalam tatapanmu yang sejuk
Pasti, ia kembali dalam jiwamu yang lembut
Hanya senyummu yang tulus untuk mereka, untuknya, untuk dia