Arsip Kategori: Diary

Cintaku Sebening Embun

Pernahkah engkau coba menerka
apa yang tersembunyi di sudut hati?
Derita di mata, derita dalam jiwa
kenapa tak engkau pedulikan?

Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik bawa seberkas pelangi
Gelora cinta, gelora dalam dada
kenapa tak pernah engkau hiraukan? Lanjutkan membaca

Kemahiran Membaca

1. Teknik Membaca KWLH

2. Teknik Membaca SQ3R

3. Skimming and Scanning

Seseorang pelajar lazimnya terpaksa banyak membaca. Dalam konteks sekolah bestari, pelajar digalakkan mendapatkan maklumat dari pelbagai sumber. Mereka membaca pelbagai tujuan. Ada masanya mereka perlu membaca secara meluas atau ekstensif. Ada masanya pula mereka perlu membaca secara intensif atau mendalam. Untuk menjadi seorang pembaca yang berkesan, pelajar perlu menguasai dan mengamalkan beberapa teknik membaca. Oleh karena itu guru perlu membimbing pelajar menguasai teknik-teknik tersebut dari peringkat sekolah rendah lagi. Lanjutkan membaca

Sejarah Sastra

Pemetaan Beragam tentang Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra Indonesia selama ini telah dipetakan sangat beragam oleh ahli sastra Indonesia. HB. Jassin, misalnya, membagi periodisasi sastra menjadi dua, yakni (a) Sastra Melayu Lama, dan (b) Sastra Indonesia Modern, yang meliputi (1) Angkatan 20, (2) Angkatan 33 atau Pujangga Baru; dan (3) Angkatan 45. Sementara itu Boejoeng Saleh membagi periodisasi sejarah sastra Indonesia menjadi 4: (1.) Sebelum tahun 20-an, (2). Antara tahun 1920 – 1933; (3). 1933 – Mei 1942, dan (4). Mei 1942 hingga kini (1956). Lanjutkan membaca

Suara

Disini aku masih sendiri
merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu, Oo~ meski tanpamu

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
di tempat ini aku bertahan

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku disini menunggunya
masih berharap di dalam hatinya Lanjutkan membaca

Fajar Pagi

Aku titipkan

Salam lewat

Semilirnya

Angin dan

Lantunan asma

Allah yang

Masih melekat pada

UmatNya

Andai

Langit mendengar

Aku ingin

Kirimkan

Ucapan

Met pagi sayang…

Tapi yah beginilah..

Mungin ini jalan Allah, akan indah pada waktunya..
Allah tidak memberi apa yang diharapkan
namun Ia memberi apa yang diperlukan..

Kadang q sedih, kecewa dan terluka..
tapi jauh di atas segalanya
Ia sedang merajut yang terbaik untuk hidupku..

Ratapku

Ketika kuminta pada Allah setangkai bunga segar
Ia beri kukaktus berduri

Kemudian kuminta pula padaNya binatang mungil dan cantik
lali Ia beri kuulat berbulu

Q sedih dan kecewa,. Q protes!!
Betapa tidak adilnya ini!!

Tetapi kemudian kaktus itu berbunga.. sangat indah sekali
dan ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu
yang teramat sangat cantik dan elok

Itulah jalan Allah, indah pada waktunya..
Allah tidak memberi apa yang diharapkan
namun Ia memberi apa yang diperlukan..

Kadang q sedih, kecewa dan terluka..
tapi jauh di atas segalanya
Ia sedang merajut yang terbaik untuk hidupku..

Wahai saudara/iku..
berbaik sangkalah padaNya..

Cinta, Cinta dan Cinta

Pertanyaan tentang cinta telah mengambil tempat dalam sejarah manusia sejak manusia itu hidup di muka bumi ini. Dan pertanyaan yang timbul selalu saja sama : apakah cinta itu ? Adalah suatu hal yang teramat sulit untuk mendefinisikan dengan jelas apakah cinta itu, karena cinta dapat didefinisikan menurut kepentingan masing-masing individu. Cinta sulit untuk didefinisikan tetapi dapat dirasakan, seperti seseorang yang tidak bisa melihat udara tetapi dapat merasakannya. Cinta digambarkan seperti sesuatu yang abstrak tapi bermakna. Sesuatu yang sulit dilukiskan dengan kata-kata tetapi mempunyai mempunyai arti mendalam dalam kehidupan setiap manusia. Lanjutkan membaca

Periodisasi Sastra 70-an

Bentuk sastra lahir melalui pertemuan dan konsensus antarbudaya etnis atau antarbudaya etnis dengan budaya lainnya (seperti budaya agama) bahkan dengan budaya barat, dimana dalam pertemuan ini budaya etnis tetap berperan sebagai objek dalam pembentukan nilai baru. Proses perkembangan kesusastraan Indonesia ini dimulai pada tahun 1960-an dan sejak tahun 1970-an perkembangan bentuk ini makin subur dengan munculnya sajak-sajak Sutardji Calzoum Bahri yang terletak dari mantra Ibrahim Sattah, dan Hamid Jabbar dari dzikir. Lanjutkan membaca

Periodisasi Sastra 60-an

Pada periode 60-an sosial politik masih berpengaruh dan politiklah yang paling kuat sehingga para sastrawan pun banyak yang terjun pada organisasi politik, seperti Moh. Yamin, Pramudya Ananta Toer, Nugroho Notosusunto. Akibat kejadian tersebut maka mucul kotak-kotak politik, yang paling dominan adalah komunis dalam kebudayaannya adalah Lekra. Sejak tahun 1950-an dlaam dunia sastra Indonesia sudah terjadi pelbagai macam polemik yang berpangkal pada perbedaan politik. Polemik-polemik tersebut dilancarkan oleh orang-orang yang menganut paham realisme-sosialis (filsafat seni kaum komunis) yang mempertahankan semboyan “seni untuk rakyat”. Hal ini dimaksudkan untuk menghantam orang-orang tergabung dalam “seniman gelanggang merdeka” yang berpaham “humanisme universal” yang mempertahankan semboyan “seni untuk seni”. Situasi sastra periode 60-an agak menurun akibat Lanjutkan membaca

Berita

1. Latar Belakang

Dunia jurnalistik mendapatkan momentum baru pada era reformasi di Indonesia saat ini. Ketika Orde Baru berkuasa, banyak fakta disembunyikan sehingga pers yang berperan sebagai penyambung lidah masyarakat tidak mendapatkan informasi yang akurat, benar dan lengkap. Kehidupan pers banyak dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah sehingga berkali-kali terjadi pembredelan koran atau majalah.

Pada saat era reformasi bergulir, peranan pers menjadi penting. Dunia jurnalistik hidup kembali. Demikian pula praktisi jurnalistik baik wartawan maupun unsur pendukungnya menghirup udara segar. Isyarat hidupnya kembali dunia kuli tinta (sekarang disebut kuli disket) ini terlihat dari banyaknya penerbitan yang muncul. Majalah, tabloid dan surat kabar baik harian maupun mingguan tumbuh bagaikan jamur. Lanjutkan membaca