Arsip Bulanan: September 2008

Ilmu adalah Landasan Taqwa

Sejak awal, Islam telah menimbulkan suatu revolusi terhadap konsep agama dan maknanya bagi manusia. Berbeda dengan agama lain, agama Islam menghubungkan agama dengan sains, agama dengan politik, dunia dengan akhirat; semua hal-hal yang biasanya dilihat secara terpisah. Oleh karenanya, memahami konsep agama dalam perspektif Islam adalah sebuah kepentingan yang tidak bisa dilepaskan dari proses pembangunan kepribadian Islami.
Dalam kitab Ta’limul Muta’alim (teori-teori belajar), Syekh Az-Zurnuji menulis, “Kemudian ilmu semata-mata karena ia perantara menuju taqwa, dengannya manusia memperoleh kemuliaan di sisi Allah dan kebahagiaan abadi.”
Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Dasar taqwa adalah hamba mengetahui Lanjutkan membaca

Kaifa

Assalamu’alaikum…siswa malhikdua! Bagaimana kabar antum? Masih ingatkah dengan yang punya blog? Maaf, Ibu pergi tanpa pamit kepada kalian semua. Ibu mohon do’anya ya…ibu sekarang di Malang. Do’a Ibu sertai kalian semua, semoga sukses. Pesan ibu, “Hormati Guru dan Sayangi Orang Tua! Jadi yang terbaik, OK!

Masalah

Hei guys! Semua manusia memiliki masalah, sangat beraneka ragam dan warna-warni tentunya. Namun, kawan-kawan semua perlu kita tahu bahwa sebenarnya masalah kita hanya ada tiga:

1. masalah memecahkan masalah

2. masalah berinteraksi dengan orang lain

3. masalah “memasarkan diri” khususnya memasarkan diri kepada Sang Pencipta

Ahli Ibadah dan Munculnya Lailatul Qadr

Wahab bin Munabih bercerita. Zaman dahulu di kalangan masyarakat bani Israil, ada seorang ahli ibadah yang sudah 30 tahun menyembah Allah. Ia sangat mengharapkan agar Allah memberinya wahyu. Allah Swt juga telah menumbuhkan baginya sebatang pohon kurma yang buahnya dapat dipetik setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hingga ia bisa hidup tenang dengan kurma tersebut. Akibatnya ia tidak diberi wahyu oleh Allah Swt. Kemudian datanglah seruan Lanjutkan membaca

Santri Nekat

Jaka seorang anak jalanan, ia hidup sebatang kara. Pekerjaannya suka mencuri. Suatu ketika ia mencuri di sebuah pondok pesantren. Namun rupanya nasib tak berpihak. Ia dihakimi oleh semua santri hingga tubuhnya tak berdaya untuk berdiri.

Namun peristiwa itu langsung berhenti ketika Pak Kyai Hasan datang. Setelah bertemu Pak Kyai Hasan akhirnya Jaka mempunyai perjanjian yang mana pilihan itu adalah jika ia tak mau dilaporkan kepada yang berwajib. Perjanjian itu adalah jaka masuk Islam, mengumandangkan adzan setiap tiba waktu shalat, dan mengisi, menguras, dan membersihkan padasan serta kamar mandi semua santri.

Perjanjian itu harus Jaka jalani selama satu bulan dan tidak ada libur satu haripun. Jika Jaka melanggar sehari berarti hukumannya bertambah satu bulan.

Jaka yang berambut gondrong, ceking, berkulit hitam, ditambah dengan wajah yang lebam biru akibat perbuatannya membuat ia ditakuti oleh semua santri.

Ketika Jaka membaca syahadat yang dituntun Pak Kyai Hasan, ia merasakan getaran Lanjutkan membaca

Assalamu’alaikum,..

Tanggal 15 September 2008, tepatnya pkl. 15.00 WIB saya buat blog ini, mohon ketika pandangi blog saya, goreskan komentarnya ya,..¦