Pembelajaran Nyata

Praktik Pengalaman Lapangan atau yang lazim disebut dengan PPL, sudah tidak asing lagi ditelinga kita khususnya bagi mahasiswa S1 pendidikan. Ketika ia sudah menempuh lebih dari 100 SKS, ia bisa mengambil mata kuliah ini. Ya, mata kuliah PPL.

PPL terbagi menjadi dua kategori, yaitu PPL Kependidikan dan PPL Nonkependidikan. PPL Kependidikan sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu Keguruan dan Nonguru. PPL Kependidikan ini ditempatkan di sekolah-sekolah yang telah ditentukan oleh pihak terkait. Dengan kata lain, PPL di sekolah adalah praktik mengajar. Sedangkan PPL Nonkependidikan, ditempatkan di industri/lembaga yang memenuhi kriteria tertentu. Masa proses PPL ada dua, diantaranya ada yang 3 bulan, dan ada yang 1 bulan.

Bulan Januari 2012 lalu, saya sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah harus memenuhi kewajiban mengikuti PPL. Walaupun sebenarnya saya sudah pernah mengajar di MA Al Hikmah 2 Brebes selama 2 tahun, dan di SMAN 9 Malang hampir satu semester. Namun tetap untuk memenuhi SKS yang ditentukan demi syarat kelulusan S1, saya harus melewati PPL tersebut. Bukan terpaksa, namun PPL ini untuk mengasah berbagai skill yang ada. Bukan hanya intelektual saja, melainkan kecerdasan emosional dan spiritual pun dibutuhkan. Tentunya PPL ini sangat bermanfaat, membantu serta menambah wawasan.

Sebelum saya (baca: mahasiswa) diterjunkan langsung ke lapangan/sekolah yang ditentukan, terlebih dahulu dipersiapkan mengenai bekal-bekal secara lahir yang harus dibawa. Proses ini biasa disebut PPL I. Proses tersebut berlangsung selama 2 pekan. Pada PPL I ini membahas mengenai peraturan untuk PPL II (PPL di sekolah), nilai minimal yang harus dicapai, penyusunan silabus, prota, promes, Rencana Pekan Efektif, Analisis Butir Soal, standar KKM untuk masing-masing Kompetensi Dasar, pemetaan KD, mengolah nilai, remidi, kartu soal, dan berbagai teknik pembelajaran terbaru, serta peer teaching.

Usai PPL I berakhir dan dinyatakan lulus, proses selanjutnya adalah praktik di sekolah yang ditentukan (baca: PPL II). Sebelum mengajar di kelas, terlebih dahulu dikenalkan mengenai manajemen sekolah, menangani studi kasus, dan perangkat pembelajaran yang harus sudah siap (isi dari PPL I). Setelah proses ini selesai, akan ada guru pamong yang membimbing di kelas yang telah ditentukan dari kampus.

Saat berada di kelas inilah dimulainya perjuangan untuk bukan hanya sebagai praktik mengajar, melainkan bagaimana mendidik, membimbing, dan menjadi contoh atau teladan bagi siswa khususnya pada kelas yang diamanahkan.

Prinsip S3 yang disampaikan sekolah begitu terasa dampaknya. S3; Senyum Salam Sapa. Saya (baca : mahasiswa) diwajibkan menerapkan S3 tersebut pada semua kalangan yang ada di sekolah. Baik kepada kepala sekolah, staf TU, dewan pengajar, karyawan, maupun siswa.

Setiap hari selalu datang dan ada tantangan. Ketika ada pertanyaan dari siswa yang begitu kritis, siswa yang berkelahi karena memperebutkan pacar, siswa yang cari perhatian dari saya, mengatasi siswa yang benar-benar pemalu agar pro-aktif di kelas, siswa yang ndablegh/mokong, siswa yang ngeyel, siswa yang tidak tahu aturan, dan berbagai karakter lainnya. Tetapi dengan prinsip S3 itu, semua dapat diatasi dengan baik kok :).

Ditengah perjalanan proses PPL II ini berlangsung, saya (baca: mahasiswa) wajib melakukan Lesson Study setidaknya 2 kali pertemuan. Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam  rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama pelaksanaan Lesson Study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas. Secara umum, tahapan dalam Lesson Study meliputi tiga, yaitu plan, do, dan see. (lebih lanjut baca edisi selanjutnya)

Setelah proses PPL II ini berakhir, saya (baca: mahasiswa) memiliki kewajiban menyerahkan 4 buah laporan antara lain (1) Manajemen Sekolah, (2) Studi Kasus, (3) Lesson Study, dan (4) Perangkat Pembelajaran. HamdanlilLah, berkat doa dan dukungan dari Abah, Mimih, Umy, teman-teman PPL, teman-teman AsSyifa, guru-guru di sekolah, dan siswa-siswiku, semua laporan tersebut dapat diselesaikan dengan tepat waktu tanpa mengabaikan kualitas yang diharapkan.

Bagi yang berkeinginan atau membutuhkan sesuatu yang berkaitan dengan yang disebutkan di atas, silakan hubungi kontak yang tersedia.

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *