Duhai waktu yang berlalu Mengapa engkau mendustaiku Dikala harapan menggebu Untuk membahagiakan ibuku
Kini hanya tabur bunga Menghiasi tanah bunda Kering sudah air mata Meretas harapan bahagia
Duhai waktu yang berlalu Mengapa engkau mendustaiku Dikala harapan menggebu Untuk membahagiakan ibuku
Kini hanya tabur bunga Menghiasi tanah bunda Kering sudah air mata Meretas harapan bahagia
Jadi kangen ibu…. 🙁
bangus banget dan menyentuh…
sekilas aku baca tulisan yang lain, juga bagus, tata bahasanya tertata dan apik sehingga cerita yang menyentuh dapat dirasa pembaca.
Kalau sudah begini, kenapa masih minta tips dari saya, Tukang Cerita yang suka seenaknya ? ^_^
Sudah saatnya tulisan Lia go public nih…atau sudah? 🙂
Sukses!
Syukron kunjungan dan apresiasinya.
Tapi tentu Lia masih harus belajar juga dari Mas Pradna yang tulisannya sudah disana-sini 🙂
puisinya menyentuh hati n itu semua jga aku alami 1 thn yang lalu, yg sbar ya mba, memang dlm hidup ini penuh dgn cbaan, tapi tetap semangat ya mba…………
Syukron dek fasicha,.. smoga para Bunda disana bahagia dan tenang disisiNya 🙂
hiks,,