Budaya membaca sangatlah dianjurkan. Hal itu tercermin pula dalam ayat pertama yang AlLah swt turunkan kepada Nabi Muhammad saw. Bacalah!
Namun, melihat kondisi yang ada di sekitar kita (Indonesia), sangatlah sulit menanamkan agar gemar membaca. Tetapi tidak sedikit juga yang hobi membaca. Salah siapakah ini? Tentunya bukan lagi harus mempermasalahkan siapa yang harus disalahkan, melainkan marilah kita untuk bersama-sama gemar membaca. Apapun itu. Terlebih kitab suci kita, Al Qur\’anul Karim.
Gemar membaca dapat dimulai dari sesuatu yang dekat dan menarik di hati. Mungkin komik, cerpen, novel, iklan, brosur, majalah atau bacaan ringan lainnya. Sehingga ketika kebiasaan membaca menjadi ruh maka tidaklah sulit lagi membaca yang lebih serius, seperti artikel,jurnal, buku-buku ilmiah, dan kawan-kawannya.
Saya sendiri masih dan sedang membiasakan hal itu. Memang tidak mudah menghadirkan ruh yang kokoh. Terkadang kalau buku yang saya baca bukan milik sendiri, rasanya aneh dan sukar untuk menyerap saripati dari buku tersebut. Saya lebih suka membeli dan mengkoleksi buku-buku dari pada membaca. Itu berlangsung sampai satu tahun yang lalu. Namun hal tersebut setelah ada seseorang yang mengatakan kepada saya bahwa \”buku yang sekian banyak kamu beli akan menagih tanggung jawabmu terhadap mereka, apa yang kamu baca dan hasilkan dari bacaan itu. Tentu untuk sesuatu yang bermanfaat.
Dari sekian banyak jenis tulisan yang saya kenal, sekarang masih tertarik pada cerita-cerita fiksi baik cerpen, novel, naskah drama, atau sejenisnya. Entah tertarik membaca pun menulis. Tengkyu untuk Mas Pradna atas buku Tunasnya. Jalan ceritanya unik, pembaca tidak akan menyangka kalau ternyata dari sekian cerpen adalah satu kesatuan. Mungkin lebih tepat dibilang novel mini.
Peristiwa yang biasa terjadi di sekitar kita. Namun beliau mampu menghadirkan cerita itu dengan sesuatu yang berbeda dan menarik serta membuat rasa penasaran yang tinggi. Saya terkesan pada cerpen yang berjudul \”Drama Saya pikir apa hubungannya, eh ternyata?! Gubrak!!! J GoodJob, I Like It!
Bagi yang belum sempat membaca dan memesan, saya anjurkan \”Segeralah! Buku Kumpulan Cerpen untuk Remaja setebal 42 halaman yang terdiri atas 5 cerita tersebut dijual dalam bentuk e-book (format *.pdf) dengan harga yang cukup terjangkau, hanya Rp20.000,00 saja. Bersama tulisan ini, saya yang masih harus terus belajar dan mencuri ilmunya Mas Pradna Paramita mengucapkan selamat atas bukunya tersebut. Semoga laris manis dan memberikan manfaat bagi yang membacanya.
kirain…
ternyata jadi sales marketingnya CV. Pradna Pramita Husada xixixixi…
sales atau pun bukan, yang penting nulis :p
waah…makasiih… ^_^v
saya belum baca ebook itu… sumpah!
Waduh,
Kirain apa…
Tau-taunya promo :p
Mr. Andy : Tengkyu kunjungannya n segera bacalah… ^_^
luluhmm : Meski di akhir promo atau bukan, yang utama budayakanlah membaca, Ok! :p
Mr. Pojok Pradna : ditunggu novelnya ^_^
Mbak….makasih yan referensinya…saya juga suka membaca buku-buku tulisan teman-teman blogger….
Eh…maksud saya suka baca dan sering baca bukunya teman-teman blogger, he he he he…..
Kalau baca buku kumpulan cerpem dalam bentuk e-book lom pernah 😀
Bisnis : sama, saya juga sedang belajar suka membaca, lebih2 baca-baca tulisan teman-teman blogger, 🙂
baik cerpen, kumcer, puisi, ebook dkk 😛
wah setuju2,.
sebuah cara lain utk mendekatkan budaya literasi, mbak robiah. membaca memang memiliki daya kekuatan yang luar biasa terhadap masalah kecerdasan.
bagi saya, membaca tu asyik,,,pi ngga thu kebanyakan tmen2 bilang baca tuh bikin pusing?!
gmn tuh?
wah.. promosi tho mbak…
tapi bagus juga dink,, kapan2 mo baca ah…
promosi bukunya mas pradna lebih menguntungkan ya..dari pada promosi buku2nya amazon.com…? He… 🙂
Yummy: Yupz, biasanya memang karena membaca belum menjadi kebutuhan mereka 🙂
Faorbi: Yuk mariiii… 🙂
betul, 100 buat mba Lia.
kebayakan orang belum butuh dengan yang namanya membaca, abisnya mereka belum merasakan manfaatnya sih.
jadi inget, kemaren abis diwawancara buat edisi majalah yang temanya “Membaca dan Menulis”, gimana kalau kita bikin “Gerakan Cinta Membaca”? kan “Gerakan Cinta Menulis” dah banyak, apalagi “Cinta Damai”, :p
apalagi kalau bacanya, di perpustakan pondok…
wah tambah asyik pastinya….
(promosi juga…he hehe)