Muhasabah di Keheningan JumatNya

Ketaatan, kepatuhan, dan keyakinan manusia pada Tuhannya tidak mampu hanya dilihat dari sisi fisik. Hanya dia dan Tuhanlah yang tahu.

Sahabat tentu ingat kisah seorang pelacur yang memberikan seteguk air kepada anjing yang kehausan. Ia berada disurgaNya karena ikhlas dan kasih cintaNya. Atau sebaliknya, ada ahli ibadah namun ia berada dinerakaNya karena ria. Atau sang mahabbah Rabiah Al Adawiyah yang tidak mengharapkan surga pun neraka kecuali ridho dan cintaNya.

Untuk mencapai derajat tertinggi dimataNya tentu banyak jalan dan cara. Namun terkadang perlu melewati jalan yang berliku dan curam bahkan sampai mempertaruhkan harga diri. Lantas jika kita tidak mampu, lumpuh, terpeleset, penuh kotoran, terluka, terhina ditengah perjalanan, apakah Ia tidak akan menempatkan kita dihatiNya? Belum tentu, Ia yang Maha berkehendak dan Maha Ghofur. Segeralah berTAUBAT. Kita tidak tahu ternyata telah menemukan MUTIARA dalam perjalanan itu.

Ia senang dengan hambaNya yang selalu mengingat, memohon, merajuk, dan merutinkan bercinta denganNya. Pasti Sahabat pun tahu, AlLah tidak akan memberikan cobaan/ujian melewati batas kemampuan hambaNya. Ia Maha Tahu apa yang terbaik dan tepat untuk hambaNya terlebih yang dicintaiNya.

Namun kita tidak tahu, amalan mana yang diterimaNya sebagai nilai ibadah yang haqiqi. So, tingkatkan terus IMAN kita. ^_^

Leave a Reply

2 komentar pada “Muhasabah di Keheningan JumatNya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *