Arsip Kategori: Sinopsis

Sekilas buku harry potter 7 (versi indonesia)

Buku ketujuh diawali dengan Voldemort dan para Pelahap Mautnya di rumah Lucius Malfoy,
yang merencanakan untuk membunuh Harry Potter sebelum ia dapat
bersembunyi kembali. Meminjam tongkat sihir Lucius, Voldemort membunuh
tawanannya, Profesor Charity Burbage, guru Telaah Muggle di Hogwarts,
atas alasan telah mengajarkan subyek tersebut dan telah menganjurkan
agar paradigma kemurnian darah penyihir diakhiri.

Harry telah siap untuk melakukan perjalanannya dan membaca obituari Albus Dumbledore;
dan terungkaplah bahwa ayah Dumbledore, Percival, adalah seorang
pembenci non-penyihir dan telah menyerang tiga Muggle, dan meninggal di
Penjara Azkaban
atas kejahatannya. Harry kemudian meyakinkan keluarga Dursley bahwa
mereka harus segera meninggalkan rumah mereka untuk menghindarkan diri
dari para Pelahap Maut. Lanjutkan membaca

SETETES EMBUN CINTA NIYALA

Kedatangan surat dari ayahnya membuat ia seperti ada bekatu menghunjam ke dalam ulu hatinya.
Sakit dan perih. Ia memejamkan mata.
Tulang-tulangnya terasa ngilu bagaikan diremuk-remuk dengan palu godam. Dan langit-langit seakan-akan runtuh meninmpa dirinya. Ia merasa menjadi perempuan paling menderita di dunia. Bisakah ia menolah surat itu? Mampukan ia melihat ayahnya hidup tanpa kemerdekaan?
Tidak. Tidak mungkin aku berlaku durhaka. Jeritnya dalam hati..
Namun memenuhi isi surat itu dan menerima menjadi isteri Roger tak ada bedanya dengan melacurkan diri. Menggadaikan jiwa raga untuk menebus materi delapan puluh juta demi kemerdekaan ayah.
â€Å\”Oh, celakalah diriku, aku akan melacurkan diri dengan kedok pernikahan!” ia meratap sedih.
Rasanya ia mau membenci ayahnya.

Lanjutkan membaca

Santri Nekat

Jaka seorang anak jalanan, ia hidup sebatang kara. Pekerjaannya suka mencuri. Suatu ketika ia mencuri di sebuah pondok pesantren. Namun rupanya nasib tak berpihak. Ia dihakimi oleh semua santri hingga tubuhnya tak berdaya untuk berdiri.

Namun peristiwa itu langsung berhenti ketika Pak Kyai Hasan datang. Setelah bertemu Pak Kyai Hasan akhirnya Jaka mempunyai perjanjian yang mana pilihan itu adalah jika ia tak mau dilaporkan kepada yang berwajib. Perjanjian itu adalah jaka masuk Islam, mengumandangkan adzan setiap tiba waktu shalat, dan mengisi, menguras, dan membersihkan padasan serta kamar mandi semua santri.

Perjanjian itu harus Jaka jalani selama satu bulan dan tidak ada libur satu haripun. Jika Jaka melanggar sehari berarti hukumannya bertambah satu bulan.

Jaka yang berambut gondrong, ceking, berkulit hitam, ditambah dengan wajah yang lebam biru akibat perbuatannya membuat ia ditakuti oleh semua santri.

Ketika Jaka membaca syahadat yang dituntun Pak Kyai Hasan, ia merasakan getaran Lanjutkan membaca