Tetap Pasaran

Tepatnya, 1 Ramadhan 1433 H. Begitulah hari ini seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah negera kita, Indonesia. Sejak malam tadi jiwa ini melayang ke tempat penuh berkah lautan ilmu yang pernah kusinggahi, Ponpes Al Hikmah 2 Benda di bilangan Bumiayu, Brebes, Jawa tengah.

Teringat masa suka duka khususnya saat Ramadhan tiba dari tahun ke tahun yang telah berlalu. Tahun pertama saya sebagai santri baru, tentu baru mengenal aktivitas yang disebut dengan pasaran. Bagi kalangan santri, kata pasaran sudah sangat familiar di telinga mereka. Tetapi bagi masyarakat umum? belum tentu. Saya sendiri kurang tahu pasaran itu berasal dari kata apa. Yang pasti, pasaran bagi santri adalah aktivitas mengaji yang rutin dilakukan pada waktu-waktu tertentu (misal: ramadhan atau akhir tahun pelajaran) dengan target waktu yang ditentukan pula untuk mengkhatamkan kitab yang dikaji. Biasanya diakhir waktu yang ditentukan tersebut, pengurus akan memeriksa kebenaran keikutsertaan santri dalam pasaran yang diadakan. Dan ini sebagai tiket santri agar bisa mudik, khususnya santri Al Hikmah 2.

Tak ada yang sama tiap ramadhan yang saya lalui di Al Hikmah. Seperti yang saya sebutkan di atas, saya sebagai santri baru di tahun pertama, aktivitas pasaran yang dilakoni, kali ini, sama dengan santri pada umumnya. NGikut-ngikut kakak kelas kesana kemari mencoba mencermati dan beradaptasi dari seluruh kegiatan yang ada.

Tahun kedua, saya tidak lagi sebagai santri umum. Tetapi sebagai pengurus junior yang ikut membantu memeriksa kitab-kitab santri lain. Berbeda lagi dengan tahun ketiga, kali ini saya sebagai pengurus setengah senior (soale yang lebih senior masih banyak 🙂 ). Tahun keempat, tentu bukan lagi sebagai pengurus karena saya sudah berganti peran menjadi krucil atau kru kecil (alumni yang mengabdi pada pondok Al Hikmah dan ditempatkan di sekolah yang ditentukan).

Pada dasarnya kegiatan pasaran itu sama, tetapi yang berbeda adalah peran, kitab yang dikaji, dan ilmu yang diperoleh. Kali ini meskipun saya berada jauh dari Al Hikmah, tetapi tetap pasaran Ramadhan tidak akan terhapus dari rutinitas istiqomah itu. Seperti tengah tiga tahun berlalu, mulai tiba di Malang, pasaran saya ikuti di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an An-Nuriyyah, Kacuk, Malang. Kali ini pun demikian, saya di An-Nuriyyah dan adinda Siti Maryam di Ponpes Al Hikmah 2. Semoga pasaran kali lebih baik dari pasaran-pasaran sebelumnya, dalam hal apapun.

Bagaimana Ramadhan Anda? 🙂

Leave a Reply

5 komentar pada “Tetap Pasaran

  1. damae

    eh, atau jangan2 itu hanya jiwanya yang di benda? maksudku, posisi sebenarnya entah dimana, tapi lamunan dan hasrat jiwa ingin di benda, hehehe… #soktahudeh

  2. Lia Penulis

    Iya tah Dek, di Benda. Di pojok mana? Tak cari-cari ndak ketemu juga, hihihi

    Saya di Ndaleme Abah Sholah, tempo hari.

    Iya begitulah Dek, seperti alumni lainnya yang juga kangen Al Hikmah pasti merasakan hal yang sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *