Arsip Kategori: Diary

Perasaan Perempuan (2)

Tepat tanggal 06 Nopember tahun ini, sampe juga ke kota jakarta–berkunjung ke makam poro Yai—sampe tiba akhirnya di kota surabaya. Kota yang panas, penuh debu, dan “kabut“. Yach, itu pendapat kebanyakan orang. Tapi lumayan juga dari pada jakarta yang macetnya minta ampun.

Surabaya, ketika kata itu sampe ke ujung-ujung syaraf gendang telingaku, pedih, haru, bahagia, duka, lara, dan semua rasa tumpah di kota pahlawan itu. Ach, bukan surabaya yang ingin aku cerita kepada semua. Yang jelas Surabaya kini telah menjadi bagian dari hidupku.

Saat berada di Jakarta, aku terkaget melihat orang itu. Orang yang satu tahun lalu bertemu denganku di pelataran perpustakan itu. Namun, satu tahun yang lalu itu, aku hadir dalam pemakamannya.         (bersambung)

Perasaan Perempuan (1)

sudah menjadi sunatnya manusia bila perempuan lebih mengedepankan perasaan dan laki-laki lebih kepada logika.

begitupun dengan si perempuan ini, ia amat perasa. perempuan paruh baya itu duduk seorang diri di pelataran perpustakaan kota. teringat akan lakonnya beberapa tahun ke belakang.

“begitu sulit memberi kepercayaan kepada seseorang, tapi tiga tahun yang lalu entah mengapa aku begitu percaya kepada seorang laki-laki. namun seperti kaca di hantam batu, kepercayaan itu dikhianati hingga hancur tak berwujud.”

“apakah jalan ini adalah jalan yang Engkau kehendaki? mengapa terasa begitu menyakitkan. tidak kah aku bisa menjadi manusia bebas, berdiri di atas kakiku sendiri, meludah dengan rasa inginku, bernafas dengan kehendaknya paru-paruku.”

“aku bisa simpulkan, semua tak ada yang GRATIS! tak ada manusia yang ikhlas antarsesamanya… akh, tidak. aku salah. mereka begitu gampangnya saling membantu, apakah itu tidak berawal dari ikhlas? ya, aku salah.”

“aku salah, aku perempuan penuh salah. di tiap langkahku pasti salah.”

perempuan itu terus menceracau dan menangis hingga tersedu-sedu. menyakiti dirinya dengan beberapa tusukan jarum dan goresan silet.

perempuan itu? putus asakah dia dengan kehidupannya?

Nginap di Darul Falah “bersama KM3”

Jum’at, 5 Juni 2009, teman-teman KM3 mengadakan DM ke 2 di tahun ini. Acara berlangsung 3 hari, 5 – 7 Juni. DM 1 Oktober lalu bertempat di Kepanjen, Malang. Kali ini panitia menyediakan tempat di Batu, tepatnya di Mahad Darul Falah. Peserta yang hadir cukup banyak sekitar 25 orang terkait dengan DM 2 kali ini adalah susulan dari DM 1. Lanjutkan membaca

Rahasia terindahNYA

Sesuatu yang IA rahasiakan dari sesuatu yang lain, salah satunya adalah kematian di dalam kehidupan. Siapa yang akan tahu suatu kata mati akan datang padanya. Daun layu, terjatuh, hancur bersama tanah oleh cacing-cacing, ayam yang pagi tadi baru berkokok tiba-tiba terlihat nguyung dan gleg, mati. Seseorang yang jam ini bercanda tawa makan bersama di warung tetangga, tiba-tiba tersedak dan… mati.

Siapapun dan apapun tak dapat mengingkari adanya mati. Tak dapat ditawar, tak dapat direka, tak dapat diterka, tak dapat diintip, kapan ia datang, kapan ia menyapa, kapan ia menghampiri. Sesaat ketika kita mengingatnya, bahwa setelah mati akan ada kehidupan kedua, kehidupan yang abadi. Betapa siapapun tak akan siap saat ajal menjemput tiba-tiba. Kecuali orang-orang tertentu pastinya. Lanjutkan membaca

Bergabung Dengan Kehendak Allah Saja

Tulisan Taufiq Ismail untuk Husni Djamuluddin,.

Tengah hari, Selasa 7 September 2004, sahabat kami Husni Djamaluddin muncul di Rumah Horison, Jalan Galur Sari II/54, Jakarta Timur. Koalisi penyakit di dalam tubuhnya telah menjadikan dia alumnus (paling kurang) lima hospital: Rumah Sakit Akademis, MMC, Persahabatan, Dr Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Pisau bedah telah menyayat-nyayat tubuhnya dua kali untuk menyingkirkan kanker di saluran pencernaannya dan meringkas sembilan meter ususnya. Dalam tiga tahun terakhir ini, penyair ini telah melompat-lompat antara hayat dan maut silih berganti dengan tangkas dan ritmis, menghindar jangan sampai tersentuh tali yang diayun-ayunkan ke kiri ke kanan ke atas ke bawah dalam permainan kehidupan ini, mondar-mandir Makassar-Jakarta-Makassar-Jakarta. Husni kelihatan segar siang itu. Dia memperhatikan galeri foto sastrawan yang baru disusun rapi fotografer-wartawan Ed Zoelverdi di dinding ruang tamu Rumah Horison, dan melihat citra wajahnya dibingkai. Husni suka sekali fotonya yang diambil Ed itu.
                           œBelum pernah saya melihat itu,                           katanya.                            œBagus sekali.                          

Lanjutkan membaca

Weekend di Kota Kembang

Wendit. Salah satu tempat wisata yang sejak dulu dikenal di kota Malang. Banyak penduduk yang menyebutnya Mendit. Merupakan wisata yang terkenal dengan sumber airnya dan keberadaan monyet-monyetnya (konon monyet-monyat ini tak dapat dihilangkan walau dulu pernah dipindahkan). Sebagian masyarakat percaya bahwa “jika ada insan manusia bertemu potongan hatinya di taman wisata tersebut, pasti akan sampai ke jenjang pernikahan, langgeng, mawadah, warohmah.” Lanjutkan membaca

Miladku

Hidup adalah suatu pilihan dan ujian. Ketika hati memilih untuk A, maka bersiaplah untuk segala yang berhubungan dengan A, tanggung jawab terutama.

Milad kali ini berbeda, berbeda di tempat yang beda, semangat yang beda, lembaran yang beda,… 01 Maret 2009 berjuta makna dan “kebaruan”

Terima kasih kawan BB_Crew, Sahabat Kopma, Saudara Forkis dan SKI, Seperjuangan FLP UM, Rekanku Samurai165, Asy-Syifa Camp, MTA Camp, Temanku kruchild, guruku Malhikdua, Adek-adek dirumah, Abah Umi dan keluarga besar Bani Ma’sum,. serta teman di dunia mayaku, dan lainnya mungkin ada yang tak kuketik (afwan jika ada yang tak disebutkan, mungkin lupa, protes ja gpp 🙂 ),… Saat usiaku bertambah dan umurku berkurang, semua tetap setia menemaniku,. Smoga kita semua selalu ada dalam ikatan cintaNYa hingga ke sisiNya,. Hadir dan dukungan semuanya sangat berharga bagiku,.

Suprise yang disajikan,. Sungguh RUARR BIASA!

Orang GiLa No 2

Suatu hari kuberjalan menyusuri suatu kota di negeriku tepat pukul 18.00 WIB, usai shalat maghrib tentunya. Gerimis kecil ikut menemani langkah santaiku. Saat sampai di tepi jalan raya, hatiku bergumam, “tumben, jalan raya di kota koq sepi tak ada lalu lalang kendaraan atau pun orang”. Pertanyaan dihatiku pun kujawab sendiri, “Oya, mungkin karena musim dingin dan juga ba’da shalat maghrib (masih pada berdzikir).

Lanjutkan membaca

Menunggu

Subhannallah,.. hari ini saya sangat bersyukur, amat sangat bersyukur… semalam, sekitar pukul 21.30, salah satu teman sms,.. dapatkah kita bertemu? kebetulan malam itu saat terjaga, langsung ku replay, “insyaALlah bisa”, singkat cerita, jam 11.00 kita janji ketemu. tepat pukul 11.00 kudatang ditempat yang dijanjikan, namun tak ada tanda2 kedatangannya,.. ku sms berulang2 tak ada jawaban. ku menunggu hampir 30 menit lewat ditengah terik panas membaranya matahari tepat diatas kepala. akhirnya kuputskan jika tak dibalas juga, kupulang dan mengabrkan kepada dia mengenai kepulangnku. Lanjutkan membaca